Ciri-Ciri Lalat Kandang yang Perlu Diketahui Peternak – Peternak memiliki tantangan signifikan dalam menjaga kesehatan dan produktivitas ternak. Lalat kandang ( Stomoxys calcitrans) menjadi salah satu masalah utama. Hama ini merugikan secara ekonomi. Identifikasi akurat lalat kandang penting bagi peternak. Peternak dapat menerapkan strategi pengendalian efektif.
Strategi ini meminimalkan dampak negatif lalat kandang terhadap usaha peternakan.
Ciri-Ciri Lalat Kandang yang Perlu Diketahui Peternak
Lalat kandang, atau yang memiliki nama ilmiah Stomoxys calcitrans, adalah serangga pengisap darah yang sering ditemukan di sekitar peternakan. Lalat ini berbeda dengan lalat rumah biasa ( Musca domestica). Perbedaan ini penting untuk diketahui peternak agar dapat mengambil langkah pengendalian yang tepat. Berikut adalah ciri-ciri lalat kandang yang perlu diperhatikan:
1. Morfologi Fisik
Kenali lalat kandang dari penampilannya. Ciri fisik ini membantu membedakannya dari lalat lain:

Source: centralflycontrol.com
- Ukuran: Lalat kandang berukuran sedang, sekitar 6-8 mm. Ukurannya sedikit lebih kecil dari lalat rumah.
- Warna: Tubuhnya berwarna abu-abu kehitaman. Terdapat bercak-bercak gelap pada bagian abdomen (perut).
- Belalai (Proboscis): Ini adalah ciri paling khas. Lalat kandang memiliki belalai panjang, keras, dan menonjol ke depan. Belalai ini digunakan untuk menusuk kulit hewan dan menghisap darah. Lalat rumah memiliki belalai yang lebih pendek dan lunak, digunakan untuk menjilat makanan.
- Sayap: Sayap lalat kandang transparan dengan urat-urat yang jelas. Ketika istirahat, sayap terlipat di atas punggung.
- Kaki: Kaki lalat kandang memiliki cakar yang memungkinkannya untuk mencengkeram permukaan dengan kuat, termasuk kulit hewan.
2. Perilaku dan Kebiasaan
Selain ciri fisik, perhatikan juga perilaku lalat kandang:
- Kebiasaan Menggigit: Lalat kandang adalah pengisap darah yang agresif. Mereka menggigit hewan ternak (sapi, kuda, babi, dll.) dan manusia untuk mendapatkan darah. Gigitan lalat kandang sangat menyakitkan.
- Waktu Aktif: Lalat kandang aktif di siang hari. Mereka paling aktif saat suhu hangat dan lembab.
- Tempat Istirahat: Lalat kandang sering beristirahat di dinding kandang, pagar, atau vegetasi di sekitar peternakan. Mereka juga bisa ditemukan di dalam kandang, terutama di area yang teduh.
- Tempat Berkembang Biak: Lalat kandang berkembang biak di bahan organik yang membusuk. Contohnya jerami basah, tumpukan pupuk, sisa pakan, dan tumpukan rumput yang membusuk. Kondisi lembab dan hangat sangat mendukung perkembangan larva lalat kandang.
- Jangkauan Terbang: Lalat kandang dapat terbang hingga beberapa kilometer dari tempat perkembangbiakannya. Hal ini membuat pengendalian menjadi lebih sulit karena lalat dapat datang dari peternakan lain atau area liar di sekitarnya.
3. Siklus Hidup, Ciri-Ciri Lalat Kandang yang Perlu Diketahui Peternak
Memahami siklus hidup lalat kandang penting untuk merencanakan strategi pengendalian yang efektif:
- Telur: Lalat betina meletakkan telur di bahan organik yang membusuk. Telur berukuran kecil dan berwarna putih.
- Larva (Belatung): Telur menetas menjadi larva atau belatung. Larva berwarna putih krem dan tidak memiliki kaki. Larva memakan bahan organik yang membusuk untuk tumbuh.
- Pupa: Setelah beberapa kali berganti kulit, larva berubah menjadi pupa. Pupa berbentuk seperti kapsul keras berwarna coklat kemerahan. Pupa berada di dalam tanah atau di dekat tempat larva berkembang.
- Lalat Dewasa: Setelah beberapa hari atau minggu, lalat dewasa keluar dari pupa. Lalat dewasa siap untuk berkembang biak dan menghisap darah.
Siklus hidup lalat kandang relatif singkat, sekitar 2-5 minggu, tergantung pada suhu dan ketersediaan makanan. Dalam kondisi yang optimal, populasi lalat kandang dapat meningkat dengan sangat cepat.
4. Perbedaan dengan Lalat Rumah
Seringkali, peternak kesulitan membedakan antara lalat kandang dan lalat rumah. Berikut adalah tabel yang merangkum perbedaan utama:

Source: cdn-website.com
Ciri | Lalat Kandang (Stomoxys calcitrans) | Lalat Rumah (Musca domestica) |
---|---|---|
Belalai | Panjang, keras, menonjol ke depan (untuk menusuk dan menghisap darah) | Pendek, lunak (untuk menjilat makanan) |
Kebiasaan Makan | Menghisap darah | Memakan berbagai macam bahan organik, termasuk makanan manusia, sampah, dan kotoran |
Gigitan | Menggigit dan menyakitkan | Tidak menggigit |
Tempat Berkembang Biak | Bahan organik yang membusuk (jerami basah, pupuk, dll.) | Berbagai macam bahan organik, termasuk sampah, kotoran, dan makanan yang membusuk |
Warna Tubuh | Abu-abu kehitaman dengan bercak gelap | Abu-abu kecoklatan |
5. Dampak Lalat Kandang pada Peternakan
Kehadiran lalat kandang dapat menimbulkan berbagai dampak negatif pada peternakan:
- Penurunan Produktivitas: Gigitan lalat kandang menyebabkan hewan ternak menjadi stres dan gelisah. Hal ini dapat menurunkan nafsu makan, mengurangi produksi susu, menurunkan berat badan, dan mengganggu pertumbuhan.
- Penyebaran Penyakit: Lalat kandang dapat menjadi vektor penyakit. Mereka dapat menularkan penyakit seperti anthrax, anaplasmosis, dan penyakit virus lainnya dari satu hewan ke hewan lainnya.
- Kerugian Ekonomi: Penurunan produktivitas dan penyebaran penyakit akibat lalat kandang dapat menyebabkan kerugian ekonomi yang signifikan bagi peternak.
- Gangguan pada Pekerja: Gigitan lalat kandang juga dapat mengganggu pekerja peternakan. Hal ini dapat menurunkan efisiensi kerja dan meningkatkan risiko penularan penyakit.
6. Pengendalian Lalat Kandang
Pengendalian lalat kandang membutuhkan pendekatan terpadu. Pendekatan ini meliputi:
- Sanitasi: Menjaga kebersihan kandang dan lingkungan sekitarnya sangat penting. Singkirkan tumpukan jerami basah, pupuk, sisa pakan, dan bahan organik lainnya yang dapat menjadi tempat berkembang biak lalat.
- Pengeringan: Pastikan drainase yang baik di sekitar kandang untuk mencegah genangan air. Air yang menggenang dapat menciptakan kondisi yang ideal bagi perkembangan larva lalat.
- Penggunaan Insektisida: Insektisida dapat digunakan untuk membunuh lalat dewasa dan larva. Pilih insektisida yang aman untuk hewan ternak dan lingkungan. Gunakan insektisida sesuai dengan petunjuk penggunaan.
- Pengendalian Biologis: Beberapa jenis serangga dan jamur dapat digunakan untuk mengendalikan populasi lalat kandang. Contohnya penggunaan parasitoid yang menyerang larva lalat.
- Perangkap Lalat: Perangkap lalat dapat digunakan untuk mengurangi populasi lalat dewasa. Ada berbagai jenis perangkap lalat yang tersedia di pasaran.
Penting untuk diingat bahwa pengendalian lalat kandang membutuhkan upaya yang berkelanjutan dan terpadu. Kombinasikan berbagai metode pengendalian untuk mencapai hasil yang optimal.

Source: co.uk
Dengan mengenali ciri-ciri lalat kandang dan memahami dampak negatifnya, peternak dapat mengambil langkah-langkah pencegahan dan pengendalian yang tepat. Hal ini akan membantu menjaga kesehatan dan produktivitas ternak, serta mengurangi kerugian ekonomi akibat serangan lalat kandang.
Semoga artikel ini bermanfaat bagi para peternak di seluruh Indonesia. Terima kasih sudah membaca sampai akhir! Jangan lupa untuk berkunjung kembali, karena kami akan terus menyajikan informasi-informasi menarik dan bermanfaat lainnya seputar dunia peternakan. Sampai jumpa di artikel selanjutnya!